Michelle Obama: Keberagaman Keyakinan Bukan Ancaman

1cv

Michelle Obama saat sampaikan pidato terakhirnya sebagai Ibu Negara AS

Tangkaslegal.com, Washington DC – Istri orang nomor satu di Amerika Serikat, Michelle Obama, menyampaikan pidato terakhirnya sebagai Ibu Negara pada Jumat 6 Januari 2017 waktu setempat.

“Menjadi ibu negara bagi Anda sekalian adalah kehormatan terbesar dalam hidup saya,” kata Michelle Obama di depan para audiens yang sebagian adalah pendidik di East Room Gedung Putih.

Dengan mata berkaca-kaca, ia melanjutkan, “Dan semoga saya telah membuat Anda bangga.”

Dalam pidato yang berdurasi sekitar 21 menit itu, Michelle menekankan soal terciptanya harapan bagi generasi muda dan inklusivitas dengan merangkul seluruh keragaman yang ada.

“Keragaman yang kita miliki, keragaman keyakinan, warna, dan kepercayaan, bukan merupakan sebuah ancaman, melainkan ikut menentukan siapa diri kita sesungguhnya,” ujar Michelle.

“Jika orangtua Anda merupakan imigran, Anda adalah bagian dari tradisi Amerika yang membanggakan: masuknya budaya baru, bakat dan ide-ide, generasi ke generasi, itu yang membuat kita menjadi negara terhebat di dunia.”

“Jika Anda merupakan orang yang memiliki keyakinan, keragaman agama merupakan tradisi Amerika yang hebat…Apakah Anda Muslim, Kristen, Yahudi, Hindu, Sikh — agama ini mengajarkan generasi muda tentang keadilan dan belas kasih dan kejujuran,” kata Michelle seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/1/2017).

Suara Michelle Obama dalam pidato kian berat saat ia bercerita soal sang ayah, yang menjadi teladan tentang kekuatan harapan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.

“Harapan bagi orang-orang seperti ayah saya, yang bangun pagi setiap hari untuk bekerja di pabrik pengolahan air, adalah cita-cita bahwa anak-anaknya suatu hari akan kuliah dan mendapatkan kesempatan meraih apa yang bahkan tak berani ia impikan,” kata Michelle, generasi pertama di keluarganya yang dapat duduk di kuliah.

Di akhir pidatonya ia mengatakan bahwa menjadi first lady merupakan penghargaan terbesar dalam hidupnya.

“Jadi itu adalah pesan terakhir untuk anak-anak muda dari ibu negara. Sederhana. Saya ingin anak-anak muda tahu bahwa mereka berarti…”

“Dan ketahuilah bahwa saya akan selalu ada bersama Anda, menyemangati, dan bekerja untuk mendukung Anda seumur hidup saya,” ujar Michelle saat menutup pidatonya.

You might also like More from author

Leave A Reply

Your email address will not be published.